Tawar-menawar
adalah hal yang nggak bisa terpisahkan dari transaksi jual beli. Nggak ada
tawar-menawar saat transaksi jual beli, seperti nggak naik wahana saat ke
dufan. HAMBAR. Yap, buat gue, melakukan tawar-menawar saat transaksi jual beli adalah
hal yang mutlak gue lakuin, kecuali belanja di supermarket. Menawar di supermarket
hukumnya adalah haram, karena harga yang dibandrol nominalnya udah mutlak.
Sedangkan di tempat lainnya kecuali supermarket,
kesempatan untuk belanja dengan harga anjlok masih terbuka lebar.
Kata Bokap gue, “Nawarlah harga seanjlok mungkin dengan
memasang tampang se-madesu mungkin.” Ya…, itulah prinsip yang dipegang
teguh oleh Bokap gue tiap belanja apapun. Makanya nggak heran, tiap belanja
bareng dia, muka gue jadi mirip lansia karena harus memasang tampang madesu. Bokap
gue, emang pria unyu yang lihai dalam mempermainkan harga belanjaan seanjlok
mungkin. Karena buah tidak jauh jatuh dari pohonnya, sikap Bokap yang lihai
dalam mempermainkan harga belanjaan pun tertular kepada gue, anaknya. Tapi, gue
sama Bokap itu beda prinsip dalam menawar harga.
Gue punya
prinsip yang nggak mengharuskan gue memasang tampang se-madesu mungkin. Prinsip
gue, “Menawarlah dengan senyuman dan buatlah
permisalan.”
Nih, buat kalian
yang mau menawar harga belanjaan, bisa di praktekkin. Asal, sebelum praktek
baca bismillah dulu, ya. Ini Contoh dari prinsip gue itu yang bertolak belakang
dengan prinsip Bokap >>
“Bang, tempat HP
yang kulit ini, berapa?” Tanya gue.
“Rp. 120.000,
dek.” Jawab Abang jualan.
Kalo harganya
cukup bikin shock, lo harus tetep stay cool dan tersenyum meski rasa galau
buat jadi beli berkecamuk di dada. Jangan memasang tampang madesu! Jangan!
“Oh, segitu ya,
Bang?” (Senyum 5 jari)
Ingat, tiap
ngomong apapun jangan lupa senyum.
“Iya, mau yang
mana, Dek?”
“Nanti dulu.
Emang nggak bisa kurang, Bang?”
“Bisa kok, jadi
Rp. 115.000 deh, tuh.”
“Cuma kurang
goceng, mana terasa, Bang? Rp. 80.000 aja, ya Bang?” (Senyum 7 jari)
“Maaf Dek, nggak
bisa. Harganya udah segitu.”
Meskipun penjual
udah ngomong begitu, lo jangan sampai pantang arah, karena sebenarnya dia ingin
tau seberapa tingginya kesungguhan kita dalam membeli barang yang kita incar. Never give up! Teruslah menawar sampai
hembusan napas terakhir.
Ini prinsip gue
yang sangat mematikan harga, yaitu buatlah permisalan.
“Bang, kurangin
dong harganya. Coba Abang bayangin, kalo punya adek yang masih sekolah, yang
duit jajannya pas-pasan pengen beli sesuatu dengan duitnya sendiri tanpa minta
ke orang tua, tapi ternyata pas beli duitnya kurang. Padahal dia pengen banget
beli sesuatu yang dipengennya itu, tapi Cuma karena harga, dia jadi harus nggak
jajan lagi buat beli yang dipengennya itu. Gimana perasaan Abang, kalo punya adek
kayak gitu?”
“Ya, kasian,
sih. Hmm, Rp. 85.000 deh ya, Dek?”
“Mau tetap Rp
80.000 atau berubah jadi Rp 70.000, Bang?”
“Yah, jangan
dong. Yudah deh, Rp. 80.000.”
Nah, saat harga
yang kita bandrol tercapai, jangan lupa bertanya tentang keikhlasannya supaya
nggak ada rasa nggak enak hati dalam diri kita nanti karena menawar dengan
harga anjlok.
“Fix, ya? Ikhlas nggak nih, Bang?”
“Iya, iya,
ikhlas.”
“Makasih, Bang.
Semoga adek abang nanti cepet sukses dan abang panjang umur. Sekali lagi, makasih
ya, Bang.”
“Iya, iya,
amiiin.”
Mengucapkan
terima kasih dan mendoakan yang baik-baik ke penjual, juga sangat penting jika
kita meraih harga yang kita inginkan. Dengan prinsip
gue itu, gue sukses mendapatkan belanjaan yang gue incar dengan harga miring.
Kalaupun
nantinya, lo udah praktekkin prinsip gue ini tapi harga yang lo inginkan belum
tercapai, berarti lo harus banyak istighfar dan sabar. Mungkin, itu emang belum
rezeki. Atau mungkin juga, senyuman lo belum lebar, makanya nggak tercapai.
Kelihaian gue
dalam menawar belanjaan, membuat teman-teman gue memanfaatkan gue sebagai
senjatanya saat shopping.
Mereka adalah
orang-orang yang memanfaatkan kelihaian menawar gue.
Umur : Allah yang menentukan
Status : Terjebak
di hati Kak Rahman
Hobi : Menonton
majalah
“Berteman sama
Nurul itu sangat menguntungkan. Kalo gue belanja bareng dia, dia akan berjuang
kekeh buat beli barang dengan harga semurah-murahnya. BELANJA? YA, AJAK NURUL!
:D”
Nama : Novi
Lamria
Umur : Menuju
1 kodi
Status : Duta
Jomblo Jabodetabek
Hobi : Mewarnai
wajah
“Gokil, nggak
salah gue ngajak Nurul belanja. Sekalinya nawar, udah nggak inget harga. Harga
jadi miring, semiring otaknya :p wkwk. Tapi, nggak nyesel deh, gara-gara Nurul
gue bisa dapet tas dan kalung yang super duper unik. Haha THANKS RUL :D”
Umur : Masih
polos kok :3
Status : Korban
PHP Aziz Gagap
Hobi : Menghitung
harapan palsu yang datang
“Kalo belanja
sama Nurul itu, nggak perlu nunggu diskon, karena Cuma ada 2 kemungkinan yang
terjadi. Yang pertama, lo bakal dapet barang bagus
dengan harga diskon, dan yang kedua, lo bakal dapet timpukan kalkulator dari abangnya. HAHAHA. Jadi, walaupun nggak dapet barang, minimal lo dapet
kalkulator. Kan lumayan, buat dijual xD”
Oke, oke, yang
perlu kalian ketahui, gue nggak pernah ditimpuk kalkulator, lho ya. Nggak
pernah. Itu hanya fiktif belaka yang timbul dari angan-angan temen gue, yang
korban PHP Aziz itu -__-
Intinya,
menawarlah sebelum menawar itu dilarang…
Ya ya ya tidak tidak bisa jadi..
BalasHapus